Jurnal predator adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia ilmiah, terutama dalam bidang publikasi jurnal. Jurnal predator adalah jurnal ilmiah yang tidak memiliki standar kualitas yang baik dan cenderung lebih memprioritaskan keuntungan finansial daripada kualitas penelitian. Jurnal predator seringkali menerbitkan artikel tanpa melalui proses peer review yang ketat, sehingga risiko penyebaran informasi yang tidak akurat atau tidak valid menjadi lebih tinggi.
Cara kerja jurnal predator biasanya dimulai dengan mengirimkan artikel penelitian ke jurnal tersebut. Kemudian, jurnal predator akan meminta pembayaran dari peneliti untuk menerbitkan artikel mereka tanpa melalui proses review yang ketat. Hal ini dapat membuat peneliti yang tidak waspada terjebak dalam jaringan jurnal predator dan publikasi penelitian mereka menjadi tercemar oleh reputasi buruk.
Untuk menghindari jurnal predator, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, pastikan untuk memeriksa reputasi jurnal yang dituju melalui daftar jurnal terpercaya seperti Daftar Jurnal Indonesia (DIKTI) atau DOAJ (Directory of Open Access Journals). Kedua, perhatikan apakah jurnal tersebut memiliki proses review yang ketat dan transparan. Terakhir, waspadai tanda-tanda jurnal predator seperti permintaan pembayaran untuk publikasi artikel tanpa proses review yang jelas.
Dengan memahami apa itu jurnal predator dan cara kerjanya, peneliti dapat melindungi diri mereka dari praktik publikasi yang tidak etis dan menjaga kualitas penelitian yang mereka hasilkan. Jurnal predator dapat merugikan reputasi peneliti dan merugikan kemajuan ilmiah secara keseluruhan, oleh karena itu penting untuk selalu waspada dan teliti dalam memilih jurnal untuk mempublikasikan penelitian.
Referensi:
1. Beall, J. (2016). What I learned from predatory publishers. Biochemia Medica, 26(2), 273-278.
2. Shen, C., & Björk, B. C. (2015). ‘Predatory’ open access: a longitudinal study of article volumes and market characteristics. BMC Medicine, 13(1), 230.